Kamis, 10 Oktober 2019

Apresiasi Peradaban Manusia Pawon Melalui Rumah Peradaban Gua Pawon


Balai Arkeologi Jawa Barat menggelar workshop "Rumah Peradaban Gua Pawon Tahun 2019" yang diadakan di Bale Riung Situs Gua Pawon Desa Gunungmasigit Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat dari tanggal 7-10 Oktober 2019. Acara yang dihadiri para guru dan murid MPMG IPS tingkat SMP dan MPMG Geografi dan Sejarah tingkat SMA se-Kabupaten Bandung Barat, stakeholder terkait seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung Barat, Akademisi, pemerhati budaya, serta masyarakat sekitar.

Menurut Kepala Balai Arkeologi Jawa Barat, Deni Sutisna, S.S., M.Hum acara ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan terkait hasil penelitian yang dilakukan di Gua Pawon. Hal ini bertujuan agar semua kalangan baik masyarakat ataupun pemerintahan bisa lebih mengetahui dan peduli akan keberadaan situs sejarah Gua Pawon ini.


Acara workshop ini menghadirkan beberapa narasumber seperti : I Made Geria Kepala Pusat Balai Arkeologi Nasional, Dr. Lutfi Yondri, M.Hum Peneliti senior Balai Arkeologi Jawa Barat, Drg Fahmi Oscandar ahli Forensik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Unpad.

Dalam sambutannya I Made Geria menyatakan sangat mengapresiasi dan berterimakasih dengan diadakannya kegiatan workshop ini, "Masyarakat luas harus lebih mengetahui apa saja potensi yang ada di Gua Pawon, bukan hanya 7 fosil yang sudah ditemukan, tetapi juga kekayaan budaya dan peradaban dari manusia pawon yang diakui sebagai nenek moyang orang sunda ini. Apalagi saat ini situ Gua Pawon juga masuk kedalam rencana pengembangan Geopark Rajamandala" ungkapnya.


Dr. Lutfi Yondri, M.Hum yang merupakan salah satu peneliti senior dari Balai Arkeologi Jawa Barat menerangkan Rumah peradaban Gua Pawon ini merupakan bagian dari kegiatan sustainable development goals (SDG's) dalam bidang kajian arkeologi yang ditujukan sebagai sarana edukasi dan pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi untuk memberikan pemahaman tentang sejarah dan nilai budaya masa lampau dalam upaya pengenalan budaya, pencerdasan  bangsa, penumbuh semangat kebangsaan dan sumber inspirasi bagi pengembangan budaya yang berkepribadian.

Narasumber selanjutnya adalah Drg Fahmi Oscandar seorang ahli Forensik Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Unpad. Drg Fahmi menjelaskan keterlibatannya dalam proses penelitian arkeologi di situs Gua Pawon, kenapa seorang forensik gigi bisa menganalisa berbagai data penting hanya dari gigi yang ditemukan dari manusia pawon.


Hanya dari gigi lah para peneliti bisa menggali data dna, jenis kelamin, usia ketika meninggal, bahkan hingga jenis pekerjaan. Dan yang menariknya dari 7 fosil manusia pawon yang ditemukan tidak ada karies atau lubang pada gigi nya. Dan semuanya sedang diteliti faktor penyebab nya dan dipastikan akan menjadi ilmu yang sangat berguna bagi perkembangan dunia kedokteran khususnya gigi.

Di lain pihak pengelola situs Gua Pawon sekaligus Ketua Pokdarwis Gua Pawon Yetty Laelawaty menyampaikan kegembiraannya dengan dilaksanakannya kegiatan workshop ini. Bukan saja sebagai bentuk apresiasi dari berbagai stakeholder untuk melestarikan situs Gua Pawon, akan tetapi munculnya sebuah komitmen bersama untuk menjadikan kegiatan workshop ini menjadi sebuah agenda rutin.


Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi berbagai pihak bukan hanya Balai Arkeologi Jawa Barat saja, tetapi juga Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat, pemerhati budaya, serta Pentahelix pariwisata lainnya.